Sebuah Rekombinan HIV Baru yang Sangat Agresif Ditemukan

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV menyerang “tentara” pelindung tubuh manusia, membuat orang yang terinfeksi HIV menjadi rentan terserang infeksi lain. Pada kondisi AIDS, sistem pertahanan tubuh manusia sudah sedemikian lemah sehingga penyakit-penyakit infeksi yang umumnya jarang menyerang manusia menjadi mudah masuk ke tubuh dan menyebabkan kerusakan. Infeksi yang umumnya tidak berbahaya bagi manusia menjadi sangat ganas dan mematikan karena tidak ada pertahanan tubuh yang melawannya.

what-is-hiv-aids-2Sebelum HIV menyebabkan AIDS, selalu ada rentang waktu yang cukup lama dimana pasien tidak menunjukkan gejala apapun (biasanya selama 10 tahun). Pada tahap ini, HIV berkembang biak dalam tubuh secara lambat. Pengobatan dengan antiretrovirus (ART; Antiretroviral Therapy) cukup efektif dalam menghambat perkembangbiakan virus dan memperpanjang usia harapan hidup.

YANG TERJADI DI KUBA

Sebuah berita tidak menyenangkan muncul dari negara Kuba. Pada beberapa penderita infeksi HIV di Kuba, telah ditemukan varian HIV baru yang jauh lebih agresif daripada varian-varian lain. Pada pasien-pasien tersebut, gejala AIDS terjadi dalam jangka pendek; hanya 3 tahun setelah terinfeksi HIV. Varian baru ini diberi nama CRF19_cpx.

Varian baru HIV ini merupakan suatu bentuk rekombinan. Ketika lebih dari satu varian virus bertemu dalam satu sel inang, percampuran genetik bisa terjadi dan menghasilkan virus baru. CRF19_cpx adalah rekombinan dari HIV subtipe A, D, dan G.

MENGAPA PERJALANAN PENYAKITNYA BEGITU CEPAT?

Sebelum HIV dapat menembus suatu sel, virus ini perlu menempel pada protein reseptor tertentu yang berada di membran sel. Protein reseptor pertama yang dapat ditempeli HIV adalah CCR5. Setelah beberapa tahun, virus mulai beralih ke protein CXCR4 dan mengakibatkan perkembangan yang lebih cepat menuju AIDS.

Pada CRF19_cpx,  HIV tampaknya membuat transisi ke CXCR4 segera setelah infeksi, mengurangi durasi “sehat” dan dalam waktu singkat memulai pengembangan penyakit menjadi AIDS. Tim peneliti internasional yang menemukan varian ini juga menemukan bahwa pasien yang terinfeksi CRF19_cpx memiliki virus dalam jumlah besar dalam tubuhnya. Selain itu, suatu molekul defensif yang disebut RANTES (Regulated Upon Activation Normal T-cell Expressed, and Presumably Secreted) juga sangat banyak ditemukan.

RANTES merupakan bagian dari respon kekebalan tubuh manusia. Protein ini  dan mengikat CCR5. Dengan terikatnya CCR5, tidak ada protein reseptor yang bisa ditempeli HIV. Namun, tampaknya keadaan ini justru membuat CRF19_cpx langsung menempel ke CXCR4 dan mengakibatkan perkembangan penyakit yang sangat cepat.

Para peneliti juga menduga bahwa terlibatnya genetik HIV subtipe D dalam rekombinan adalah salah satu kunci dalam agresivitas varian CRF19_cpx. HIV subtipe D mengandung enzim protease. Enzim protease ini membantu memecah protein dalam virus baru sehingga memungkinkan virus untuk bereplikasi dalam jumlah yang lebih besar. Para peneliti menunjukkan bahwa protease ini memudahkan transisi ke CXCR4 terjadi.

Setelah varian yang lebih ganas ditemukan, tampaknya usaha-usaha untuk mencegah dan mengatasi HIV/AIDS di seluruh dunia perlu lebih digalakkan untuk menyelamatkan hidup lebih banyak orang.

Sumber:

 

Tinggalkan komentar